Jumat, 23 November 2012

Perkembangan Anak Usia 0-2 Tahun


MAKALAH
PERKEMBANGAN MASA BAYI 0-2 TAHUN
TINJAUAN DARI ASPEK BIOLOGIS, EMOSI, BAHASA,
 SOSIAL, MOTORIK, KOGNITIF
Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. Istiqomah M.Ag

Disusun Oleh :
Habibatus Sa’diyah : 102071000019


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2012

KATA PENGANTAR
         
          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perkembangan Bayi Usia 0-2 Tahun, Tinjauan dari Aspek Fisik, Emosi, Bahasa, Sosial, Motorik, Kognitif“.
          Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
          Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
                                                                                                                     
                                                                                                                      Sidoarjo
                                                                                                                      08-10-2012
                  






DAFTAR ISI

              KATA PENGANTAR.......................................................................................        2
              DAFTAR ISI.......................................................................................................         3
              BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................         4
A.    Latar Belakang Masalah..................................................................         4
B.     Rumusan Masalah.............................................................................         4
C.    Tujuan................................................................................................         5
              BAB II PEMBAHASAN....................................................................................         6
A.    Perkembangan Fisik............................................................................         6
B.     Perkembangan Emosi.........................................................................         8
C.    Perkembangan Bahasa.......................................................................         9
D.    Perkembangan Sosial..........................................................................       11
E.     Perkembangan Motorik......................................................................       12
F.     Perkembangan Kognitif......................................................................       14
              BAB III PENUTUP............................................................................................       17
A.    Kesimpulan..........................................................................................       17
  DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................       18





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting. Lagi pula, pada periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang cepat sekali.
Bayi yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang harus diatihnya setiap waktu, agar bayi atau anak mampu melakukan adaptasi social (penyesuaian diri terhadap lingkungan social) dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Macam-macam perkembangan yang dialami oleh bayi yakni perkembangan fisik, emosi, social, bahasa, intelegensi, motorik dan lain-lain. Perkembangan itu dilalui oleh bayi sesuai dengan umurnya. Ada yang cepat perkembangannya dan ada yang lambat.
Maka dari itu penulis akan menjelaskan tentang perkembangan-perkembangan bayi usia 0-2 tahun. Agar kita semua dapat memahami tahap-tahap apa saja yang dilalui oleh bayi secara umum.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Perkembangan Biologis Bayi Usia 0-2 tahun?
2.      Bagaimana Perkembangan Emosi Bayi Usia 0-2 tahun?
3.      Bagaimana Perkembangan Bahasa Bayi Usia 0-2 tahun?
4.      Bagaimana Perkembangan Sosial Bayi Usia 0-2 tahun?
5.      Bagaimana Perkembangan Motorik Bayi Usia 0-2 tahun?
6.      Bagaimana Perkembangan Kognitif Bayi Usia 0-2 tahun?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk Mengetahui Perkembangan Biologis Bayi Usia 0-2 tahun.
2.      Untuk Mengetahui Perkembangan Emosi Bayi Usia 0-2 tahun.
3.      Untuk Mengetahui Perkembangan Bahasa Bayi Usia 0-2 tahun.
4.      Untuk Mengetahui Perkembangan Sosial Bayi Usia 0-2 tahun.
5.      Untuk Mengetahui Perkembangan Motorik Bayi Usia 0-2 tahun.
6.      Untuk Mengetahui Perkembangan Kognitif Bayi Usia 0-2 tahun.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERKEMBANGAN FISIK
Pertumbuhan yang pesat selama  rentang kehidupan terjadi pada masa bayi dan pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan tinggi, selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya.
Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan sensorik dan bidang perkembangan fisik lain. Beberapa bayi mulai kehidupan dengan yang lebih kecil dan perkembangan yang kurang normal. Mungkin ini disebabkan karena belum cukup umur atau kondisi fisiknya yang buruk akibat ibu kekurangan gizi, mengalami tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama periode prenatal. Akibatnya bayi itu cenderung tertinggal dari teman-teman sebayanya dalam tahun-tahun dimasa bayi.[1] Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik adalah factor keturunan dan asupan makanan yang bergizi.
Pola Perkembangan Fisik selama masa bayi :
Ø  Berat
Pada usia empat bulan, berat bayi biasanya bertambah dua kali lipat. Pada usia satu tahun barat bayi rata-rata tiga kali lipat berat pada waktu lahir atau sekitar 21 pon. Pada usia dua tahun rata-rata berat bayi Amerika adalah 25 pon.
Ø  Tinggi
Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia satu tahun, antara 28 dan 30 inci, dan usia dua tahun, antara 32 dan 34.
Ø  Proporsi Fisik
Pertumbuhan kepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat. Jadi bayi berangsur–angsur menjadi kurang berat di atas dan tampak lebih ramping dan tidak gempal pada masa akhir bayi.
Ø  Tulang
Jumlah tulang meningkat selama masa bayi. Pengerasan tulang dimulai pada awal tahun pertama, tetapi belum selesai sampai masa puber. Ubun–ubun atau daerah otak yang lunak 50% bayi yang lahir telah tertutup pada usia delapan belas bulan, dan pada hampir semua bayi telah tertutup pada dua tahun.
Ø  Otot dan lemak
Urat-otot sudah ada pada waktu lahir tetapi dalam bentuk yang belum berkembang. Urat-otot itu berkembang lambat selama masa bayi dan lemah. Seba;iknya, jaringan lemak berkembang pesat, sebagian karena tingginya kadar lemak didalam susu yang merupakan bahan makanan pokok bagi bayi. 
Ø  Bangun tubuh
Selama tahun kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan kecenderungan bangun tubuh yang karaktesistik. Tiga bentuk bangun tubuh yang paling lazim adalah ektomorfik, yang cenderung panjang dan langsing, endomorfik, yang cenderung bulat dan gemuk, dan mesomorfik yang cenderung berat, keras, dan empat persegi panjang.
Ø  Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun da 16 pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan, sedangkan yang terakhir adalah geraham. Empat gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama masa kanak-kanak.
Ø  Susunan Saraf
Pada waktu lahir, berat otok adalah seperdelapan berat total bayi. Pertambahan berat otat paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan dan pengendalian tubuh, bertambah beratnya tiga kali lipat satu tahun sesudah kelahiran. Ini berlaku juga untuk otak besar.
Ø  Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup. Terkoordinasi untuk memungkinkan mereka melihat sesuatu secara jelas dan nyata dan sel-sel kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan mereka melihat warna. Pendengaran berkembang pesat selama waktu ini. Penciuman dan pengecapan yang berkembang baik pada waktu kelehiran, terus membaik selama masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit karena tekstur kulit mereka yang tipis dan karena semua organ perasa yang berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa, sakit dan suhu berkembang dengan baik. [2]
B.     PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi sebagai perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya. Emosi diwakili oleh perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau ketidak nyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami. Emosi juga bisa berbentuk sesuatu yang spesifik separti rasa senang, takut, marah, dan seterusnya. Sebagai contoh, seorang bayi bisa menunjukkan ketakutan yang luar biasa atau yang biasa saja pada situasi tertentu.[3]
Bayi menangis karena ia merasa lapar, dan tangisan itu berubah menjadi tangisan panik bila didiamkan terlalu lama. Pada masa bayi emosi terbagi menjadi dua :
1.      Emosi Primer, yang muncul pada manusia dan juga binatang. Yang termasuk emosi primer ini adalah terkejut, tertarik, senang, marah, sedih, takut, dan jijik. Semua emosi ini muncul pada usia 6 bulan pertama.
2.      Emosi yang disadari, yang memerlukan kognisi, terutama kesadaran diri. Yang termasuk jenis emosi ini adalah empati, cemburu dan kebingungan yang muncul pada 1,5 tahun pertama (setelah timbulnya kesadaran diri), selain itu juga ada bangga, malu, rasa bersalah yang mulai muncul pada 2,5 tahun pertama.
Pada usia tiga bulan, bayi bisa merasakan perasaan tertekan disatu pihak dan dan perasaan senang atau gembira dilain pihak. Berarti senang dan gembira merupakan perkembangan emosi baru yang sifatnya baru dan tidak terdapat ketika bayi lahir. Pada usia lima bulan muncul perasaan marah dan benci, yang merupakan sisi lain perkembangan perasaan tertentu yang terganggu. Usia tujuh bulan mulai nampak adanya perasaan takut. Kemudian umur 10-20 bulan, perasaan bersemangat dan kasih sayang mulai terpisah dari perasaan senang atau gembira. Makin besar anak itu, makin besar pula kemampuannya untuk belajar dari lingkungan, sehingga perkembangan emosinya semakin rumit. Perkembangan perasaan melalui proses kematangan hanya terjadi sampai seorang anak berusia satu tahun. Setelah itu perkembangan emosi selanjutnya lebih banyak ditentukan oleh proses dan hasil belajar.
C.    PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa mempunyai fungsi antara lain sebagai alat untuk menyatakan ekspresi, mempengaruhi orang lain, dan sebagai alat untuk memberi nama sesuatu.[4] Perkembangan mental lainnya pada bayi ialah kemampuan menggunakan kata-kata permulaan; ada pengembangan bahasa. Ia mulai bersuara untuk mengingatkan kehadirannya pada orang dewasa dan ibunya. Mula-mula bayi meracau dengan menggunakan suara dan lafal tertentu sebagai alat komunikasi dengan orang dewasa. Ia berceloteh dan berkicau riang, jika hatinya merasa senang gembira. Celotehan ini akan bernada tinggi dan mengeras bunyinya, jika dia merasa tidak sabaran dan tidak senang. Lalu berganti jadi geram dan tangis. Oleh karena itu pada usia yang sangat muda, tangis bayi merupakn alat komunikasi dan alat pengekspresi kehidupan batiniahnya.[5]
Masa bayi dikatakan juga sebagai fase pra-bicara, dimana ada 4 tahap yang akan dilalui, yakni:
Ø  Pra-mengoceh (berupa tangisan dan bunyi bahasa tertentu)
Ø  Mengoceh (usia sekitar 6-12 bulan)
Ø  Kalimat satu kata (usia sekitar 12-15 bulan)
Ø  Kalimat dua kata.
Perkembangan kemampuan berbahasa dapat juga dipergunakan sebagai salah satu tanda perkembangan kognitif. Kemampuan berbahasa untuk bayi usia 4 minggu ditandai oleh keluarnya suara-suara kecil yang berasal dari tenggorokan, dan bayi mulai tertarik pada suara bel. Sekitar usia 4 bulan, si bayi mampu tertawa, dan menunjukkan vocal-vokal yang ramah, senang.[6] Pada usia 6 atau 7 bulan, anak-anak mulai berbicara yakni misalnya dengan menggunakan kata-kata yang belum jelas artinya.
Clara dan Wiliam Stern, ilmuan bangsa Jerman, membagi perkembangan bahasa bayi usia 1-2 tahun menjadi dua :
1.      Kalimat satu kata (usia 1 sampai 1,5 tahun)
Sebagian kata-kata yang diucapkan anak belum dapat disebut kata dalam arti yang sebenarnya. Anak menggunakan kata-kata itu untuk menyatakan perasaan dan keinginannya dengan satu kata. Pernyataan satu kata telah mempunyai arti sebagai satu kalimat. Contoh, anak berkata “ibu!” sambil ia menunjuk kearah kursi. Sebenarnya yang ingin dikatakannya ialah “mari duduk dikursi.” Diantara perkataan-perkataan yang diucapkan itu diikuti dengan gerakan-gerakan badannya.
2.      Kalimat dua kata dam kalimat tiga kata (usia 1,5 sampai 2 tahun).
Masa ini disebut juga dengan masa memberi nama, karena pada masa ini anak sudah menyadari bahwa setiap benda mempunyai nama. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak berupa, ini apa? Itu apa? Siapa itu? Mengapa ia? Dan sebagainya. Pada masa ini terjadi gejala kesukaran berbicara. Hal ini disebabkan karena perkembangan pikiran dan perasaannya lebih cepat daripada perbendaharaan kata yang dikuasainya. Untuk melengkapi kekurangan ini, anak melengkapinya dengan gerakan-gerakan tangan, muka dan sebagainya. Gerakan-gerakan itu akan berkurang seiring kemajuan perkembangan bahasanya.[7]
D.    PERKEMBANGAN SOSIAL
Sebagian psikolog berpendapat bahwa perkembangan social anak dimulai sejak anak lahir didunia. Terbukti, seorang anak yang menangis adalah dalam rangka mengadakan hubungan atau kontak dengan orang lain. Atau anak tampak mengadakan aktifitas meraban, tersenyum bila memperoleh rangsangan dan teguran dari luar.
Bayi merupakan makhluk social, yang membutuhkan adanya orang lain. Pada periode ini, ia tergantung sepenuhnya pada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhannya, terutama kasih sayang dan perlindungan dari segala gangguan.
Ibu merupakan orang pertama yang dikenalnya, karena ibulah yang merawatnya dan selalu berada didekatnya. Hubungan dengan ibu ini sangat erat, sehingga bila ditinggal oleh sang ibu dia akan menangis. Sekitar usia 3 atau 4 bulan seorang anak sudah dapat mengenal wajah ibunya. Setelah itu baru pada orang lain yang ikut merawatnya setiap hari, misalnya ayah, kakak, nenek dan anggota keluarga yang lain. Batas lingkup hubungan social ini terbatas para orang-orang seisi rumah dan pada unit keluarga saja. Terhadap orang-orang diluar rumah yang tidak dikenalnya, dia merasa asing, namun lama kelamaan setelah terbiasa bertemu ia tidak merasa takut atau asing lagi.
Jadi orang yang dikenal lebih dahulu oleh seorang bayi adalah orang yang selalu dekat dengannya, yang sering dia jumpai setiap saat, baru orang-orang lain yang berada diluar rumah.[8]
Perilaku social-pribadi untuk bayi usia 4 minggu sampai dengan 12 bulan, diawali dengan mulai memerhatikan wajah. Kemudian bermain-main dengan tangan dan bajunya, mampu mengenali botol, serta mulai memasukkan makanan ke mulut. Tahap berikutnya adalah mulai bermain dengan kaki dan mainan, mengharapkan suasana ketika sedang makan. Selanjutnya diikuti oleh kemampuan untuk bermain permainan anak-anak yang sederhana, serta mampu makan biscuit sendiri. Pada usia sekitar 12 bulan, bayi akan mulai tampak kemauan untuk dipakaikan baju, mampu berbagi mainan, serta mampu makan dengan jari-jari tangan.
Perilaku social pribadi yang ditunjukkan oleh anak yang berusia 18 bulan adalah kemampuan untuk makan dengan menggunakan sendok, meskipun masih terdapat remah-remah makanan yang terjatuh. Selain itu keinginan untuk buang air besar ataupun kecil sudah mulai teratur. Kemampuan mengatur keinginan buang air ini akan akan diikuti oleh kemampuan untuk menyatakan keinginan buang air serta kemampuan untuk bermain dengan boneka ketika anak berusia 2 tahun.[9]
E.     PERKEMBANGAN MOTORIK
Yang dimaksud dengan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Ada 3 unsur yang memegang peranan dalam motorik, yaitu otot, otak dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama antara otot, otak dan saraf-saraf kita namakan motorik. Mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir, lidah, mata dan sebagainya, kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya. Anak yang berusia 3 bulan sudah dapat menggerak-gerakkan kepalanya mencari-cari sumber bunyi, mengikuti benda dengan matanya. Pada saat inilah ada artinya anak diberi alat mainan, misalnya balon berwarna yang digantungkan diatas ayunannya.[10] Untuk lebih jelasnya, akan dipaparkan tahapan-tahapan motorik dalam periode ini, yaitu sebagai berikut :
Ø  Usia 2,5 bulan, dapat mengangkat kepalanya 45 derajat sambil berbaring tengkurap.
Ø  Usia 3,2 bulan, dapat duduk dengan bantuan orang lain, kepala dapat tegak/diam.
Ø  Usia 4,8 bulan, bila dalam posisi telungkup, sudah dapat mengangkat perut, dada dan kepala atas.
Ø  Usia 10,2 bulan, sudah dapat duduk tanpa bantuan orang lain.
Ø  Usia 12,2 bulan, dapat berdiri dengan berpegangan.
Sedangkan tahapan dalam belajar berjalan, yang dimulai belajar duduk, merangkak, baru kemudian berjalan, dapat dilihat dalam uraian berikut:
·         Usia 1 bulan, bayi hanya bisa mengenal gerak. Setelah umurnya bertambah ia mulai berlatih menggerak-gerakkan tubuhnya.
·         Usia 2 bulan, ia menggerakkan dan memutar kepalanya dengan susah payah.
·         Usia 3 bulan, ia belajar membalikkan badannya, tetapi setelah tertelungkup, seluruh badan dan mukanya terbenam diatas pembaringannya.
·         Usia 4 bulan, pada waktu tertelungkup, mencoba mendongakkan kepalanya sedikit walaupun dalam waktu yang singkat sekali.
·         Usia 5 bulan, setelah mampu menegakkan kepalanya, mencoba mengangkat dadanya dengan menopangkan kedua kaki dan tangannya.
·         Usia 6 bulan, sudah ada keinginannya untuk merangkak bila sedang menelungkup, dan diletakkan sebuah mainan didepannya, ia akan menggerak-gerakan kaki dan tangannya seolah-olah berenang, tetapi hasilnya belum tercapai karena otot-ototnya belum kuat, dengan sedikit bantuan dengan mengangkat badannya barulah ia dapat bergerak maju sedikit.
·         Usia 7 bulan, sudah dapat duduk sendiri dan berbaring berbalik-balik.
·         Usia 8 bulan, dibantu belajar berdiri.
·         Usia 9 bulan, dapat berdiri sendiri sambil berpegang pada sisi-sisi meja dan kursi.
·         Usia 10 bulan, jika otot-ototnya sudah cukup kuat, serta sarafnya cukup matang, mulai berlatih merangkak.
·         Usia 11 bulan, belajar merambat dengan berpegangan pada perabot rumah tangga.
·         Usia 12 bulan, mencoba berdiri sendiri, selanjutnya berjalan sendiri.
Untuk kecakapan memegang atau meraih benda dalam rangka mengkoordinasikan jari-jari tangannya, sehingga dapat memegang dengan sempurna, melalui tahap-tahapan sebagai berikut :
Ø  Usia 1 bulan, akan memandang benda yang ada dihadapannya, tapi masih belum mampu untuk memegang.
Ø  Usia 2,5 bulan, akan memukul benda itu.
Ø  Usia 4 bulan, sudah mencoba untuk menyentuhnya.
Ø  Usia 5 bulan, sudah dapat menyentuh, mencoba memegang tapi belum dapat menggenggamnya dengan baik.
Ø  Usia 7 bulan, telapak tangan ikut memegang peranan.
Ø  Usia 9 bulan, jari telunjuk mulai memegang peranan.
Ø  Usia 13 bulan, sudah ada koordinasi antara ibu jari dan jari telunjuk, dan jari-jari yang lain sudah dapat dipakai secara efektif. Dengan kata lain si bayi sudah dapat memegang dengan baik.
Perlu diketahui bahwa batasan-batasan umur dalam uraian ini bersifat relative, karena setiap anak mempunyai irama perkembangan sendiri-sendiri.[11]
Pada usia sekitar 17 bulan, anak sudah dapat berjalan dengan berbagai variasi, misalnya berjalan mundur, dan berjalan diatas tumit pada sekitar 30 bulan. Sekitar usia 18 atau 20 bulan, anak dapat memanjat tangga dengan bantuan orang lain. Biasanya yang menjadi sasaran untuk melakukan kegiatan memanjat ini adalah benda-benda perabot rumah tangga, seperti kursi, meja, almari, pagar, dan lain sebagainya, sehingga membuat pusing orang yang mengawasinya. Pada usia 18 bulan, anak juga sudah mencoba untuk berlari, meskipun gaya berlarinya masih seperti gaya berjalan.[12]
F.     PERKEMBANGAN KOGNITIF
Pada usia 1 – 2 tahun, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Pada usia ini, anak mengembangkan rasa keingintahuannya melalui beberapa hal berikut ini :
1.      Belajar melalui pengamatan/ mengamati.
Mulai usia 13 bulan, anak sudah mulai mengamati hal-hal di sekitarnya. Banyak “keajaiban” di sekitarnya mendorong rasa ingin tahu anak. Anak kemudian melakukan hal-hal yang sering dianggap bermain, padahal anak sedang mencari tahu apa yang akan terjadi kemudian setelah anak melakukan suatu hal sebagai pemuas rasa ingin tahunya. Pada usia 19 bulan, anak sudah dapat mengamati lingkungannya lebih detail dan menyadari hal-hal yang tidak semestinya terjadi berdasarkan pengalamannya.
2.      Meniru orang tua.
Anak belajar dari lingkungan sekitarnya. Sekitar usia 17 bulan, anak sudah mulai mengembangkan kemampuan mengamati menjadi meniru. Hal yang ditirunya adalah hal-hal yang umumnya dilakukan orang tua. Pada usia 19 bulan, anak sudah banyak dapat meniru perilaku orangtua.
3.      Belajar konsentrasi.
Pada usia 14 bulan, anak sudah mengarahkan daya pikirnya terhadap suatu benda. Hal ini dapat dilihat pada ketekunan anak dengan satu mainan atau satu situasi. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi tergantung pada keadaan atau daya tarik berbagai hal yang ada di sekelilingnya. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi pada usia ini adalah sekitar 10 menit.
4.      Mengenal anggota badan.
Pada usia sekitar 15 bulan, anak sudah dapat diajarkan untuk mengucapkan kata-kata. Anak-anak akan merasa sangat senang jika orangtua mengajarkan kata-kata yang bernamakan anggota tubuhnya sambil menunjukkan anggota tubuhnya.
5.      Memahami bentuk, kedalaman, ruang dan waktu.
Pada tahun kedua, anak sudah memiliki kemampuan untuk memahami berbagai hal. Melalui pengamatannya, anak menemukan adanya bentuk, tinggi atau rendah benda (kedalaman) dan membedakan kesempatan berdasarkan tempat (ruang ) dan waktu. Pemahaman ini mulai tampak pada usia 18 – 24 bulan.
6.      Mulai mampu berimajinasi.
Kemampuan berimajinasi atau membentuk citra abstrak berkembang mulai usia 18 bulan. Anak sudah mulai menampakkan kemampuan untuk memikirkan benda yang tidak dilihatnya.
7.      Mampu berpikir antisipatif.
Kemampuan ini mulai tampak pada anak usia 21 – 23 bulan. Anak tidak sekedar mengimajinasikan benda yang tidak ada di hadapannya, lebih jauh lagi dia mulai dapat mengantisipasi dampak yang akan terjadi pada hal yang dilakukannya.
8.      Memahami kalimat yang terdiri dari beberapa kata.
Pada usia 12 – 17 bulan, anak sudah dapat memahami kalimat yang terdiri atas rangkaian beberapa kata. Selain itu, anak juga sudah dapat mengembangkan komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh, tangisan dan mimik wajah. Pada usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah dapat mengucapkan kata ganti diri dan merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan-pesan seperti: “ Adik mau susu.”
9.      Cepat menangkap kata-kata baru.
Pada usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam mengucapkan kata-kata. Perbendaharaan kata anak-anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain itu, anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata-kata baru lebih cepat.




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Perkembangan Fisik bayi selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan tinggi, selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya.
2.      Kehidupan emosional bayi masih mentah. Ia menangis karena ia merasa lapar, dan tangisan itu berubah menjadi tangisan panic bila didiamkan terlalu lama. Pada masa bayi emosi terbagi menjadi dua emosi primer dan emosi yang disadari.
3.      Bayi mulai bersuara untuk mengingatkan kehadirannya pada orang dewasa dan ibunya. Mula-mula bayi meracau dengan menggunakan suara dan lafal tertentu sebagai alat komunikasi dengan orang dewasa. Ia berceloteh dan berkicau riang, jika hatinya merasa senang gembira. Celotehan ini akan bernada tinggi dan mengeras bunyinya, jika dia merasa tidak sabaran dan tidak senang.
4.      Pada perkembangan social bayi, ibu merupakan orang pertama yang dikenalnya, karena ibulah yang merawatnya dan selalu berada didekatnya. Hubungan dengan ibu ini sangat erat, sehingga bila ditinggal oleh sang ibu dia akan menangis.
5.      Yang dimaksud dengan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Ada 3 unsur yang memegang peranan dalam motorik, yaitu otot, otak dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama antara otot, otak dan saraf-saraf kita namakan motorik. Mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir, lidah, mata dan sebagainya, kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya.
6.      Pada usia 1 – 2 tahun, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.



DAFTAR PUSTAKA

Bawani, Imam. 1997. Perkembangan Jiwa Anak Usia Balita. Surabaya : Bina Ilmu Offset.
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta : Erlangga.
Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju.
Pratisti, Wiwien Dinar. 2008.  Psikologi Anak Usia Dini. Bogor : Macanan Jaya Cemerlang.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
Zulkifli. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.



[1] Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta : Erlangga. Hal : 79.
[2] Ibid. Hal :
[3]  John W. Santrock. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. 2007. Hal :6.
[4]  Drs Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya. 1992. Hal :34.
[5] Dr. Kartini Kartono. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju. 1995. Hal :103-104
[6] Wiwien Dinar Pratisti. Psikologi Anak Usia Dini. Bogor : Macanan Jaya Cemerlang. 2008. Hal:71
[7] Dr. H. Imam Bawani, M.A. Perkembangan Jiwa Anak Usia Balita. Surabaya : Bina Ilmu Offset. 1997. Hal: 52-53.
[8] Ibid. Hal:42
[9] Wiwien Dinar Pratisti. Op. Cit,. Hal:
[10] Drs. Zulkifli L. Op. Cit., Hal: 25.

[11] Dr. H. Imam Bawani, M.A. Op. Cit., Hal:47-49
[12] Dr. H. Imam Bawani, MA. Op. Cit., Hal 70-71