MAKALAH
PERKEMBANGAN MASA BAYI 0-2 TAHUN
TINJAUAN DARI ASPEK BIOLOGIS, EMOSI, BAHASA,
SOSIAL, MOTORIK, KOGNITIF
Dosen Pembimbing :
Dra.
Hj. Istiqomah M.Ag
Disusun Oleh :
Habibatus Sa’diyah : 102071000019
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perkembangan Bayi Usia 0-2
Tahun, Tinjauan dari Aspek Fisik, Emosi, Bahasa, Sosial, Motorik, Kognitif“.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
Sidoarjo
08-10-2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4
A.
Latar
Belakang Masalah.................................................................. 4
B.
Rumusan
Masalah............................................................................. 4
C.
Tujuan................................................................................................ 5
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................... 6
A.
Perkembangan
Fisik............................................................................ 6
B.
Perkembangan
Emosi......................................................................... 8
C.
Perkembangan
Bahasa....................................................................... 9
D.
Perkembangan
Sosial.......................................................................... 11
E.
Perkembangan
Motorik...................................................................... 12
F.
Perkembangan
Kognitif...................................................................... 14
BAB
III PENUTUP............................................................................................ 17
A.
Kesimpulan.......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang
baru lahir dua minggu. Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena
kondisi dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan
selanjutnya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting. Lagi pula, pada
periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang cepat sekali.
Bayi yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan belajar
menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas
perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang harus diatihnya
setiap waktu, agar bayi atau anak mampu melakukan adaptasi social (penyesuaian
diri terhadap lingkungan social) dan mampu mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Macam-macam perkembangan yang dialami oleh bayi yakni perkembangan
fisik, emosi, social, bahasa, intelegensi, motorik dan lain-lain. Perkembangan
itu dilalui oleh bayi sesuai dengan umurnya. Ada yang cepat perkembangannya dan
ada yang lambat.
Maka dari itu penulis akan menjelaskan tentang
perkembangan-perkembangan bayi usia 0-2 tahun. Agar kita semua dapat memahami
tahap-tahap apa saja yang dilalui oleh bayi secara umum.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Perkembangan Biologis Bayi Usia 0-2 tahun?
2.
Bagaimana Perkembangan Emosi Bayi Usia 0-2 tahun?
3.
Bagaimana Perkembangan Bahasa Bayi Usia 0-2 tahun?
4.
Bagaimana Perkembangan Sosial Bayi Usia 0-2 tahun?
5.
Bagaimana Perkembangan Motorik Bayi Usia 0-2 tahun?
6.
Bagaimana Perkembangan Kognitif Bayi Usia 0-2 tahun?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk
Mengetahui Perkembangan Biologis Bayi
Usia 0-2 tahun.
2.
Untuk
Mengetahui Perkembangan Emosi Bayi
Usia 0-2 tahun.
3.
Untuk
Mengetahui Perkembangan Bahasa Bayi
Usia 0-2 tahun.
4.
Untuk
Mengetahui Perkembangan Sosial Bayi
Usia 0-2 tahun.
5.
Untuk
Mengetahui Perkembangan Motorik Bayi
Usia 0-2 tahun.
6.
Untuk
Mengetahui Perkembangan Kognitif Bayi
Usia 0-2 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN FISIK
Pertumbuhan
yang pesat selama rentang kehidupan
terjadi pada masa bayi dan pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama,
pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada periode prenatal dan
kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun.
Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan
tinggi, selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya.
Meskipun
pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi bayi, tetapi tetap ada
perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan sensorik dan bidang perkembangan fisik
lain. Beberapa bayi mulai kehidupan dengan yang lebih kecil dan perkembangan
yang kurang normal. Mungkin ini disebabkan karena belum cukup umur atau kondisi
fisiknya yang buruk akibat ibu kekurangan gizi, mengalami tekanan atau kondisi
kurang baik lainnya selama periode prenatal. Akibatnya bayi itu cenderung
tertinggal dari teman-teman sebayanya dalam tahun-tahun dimasa bayi.[1]
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik adalah factor keturunan dan
asupan makanan yang bergizi.
Pola
Perkembangan Fisik selama masa bayi :
Ø Berat
Pada usia empat
bulan, berat bayi biasanya bertambah dua kali lipat. Pada usia satu tahun barat
bayi rata-rata tiga kali lipat berat pada waktu lahir atau sekitar 21 pon. Pada
usia dua tahun rata-rata berat bayi Amerika adalah 25 pon.
Ø Tinggi
Pada usia empat
bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia satu tahun, antara 28 dan
30 inci, dan usia dua tahun, antara 32 dan 34.
Ø Proporsi Fisik
Pertumbuhan
kepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai
meningkat. Jadi bayi berangsur–angsur menjadi kurang berat di atas dan tampak
lebih ramping dan tidak gempal pada masa akhir bayi.
Ø Tulang
Jumlah tulang
meningkat selama masa bayi. Pengerasan tulang dimulai pada awal tahun pertama,
tetapi belum selesai sampai masa puber. Ubun–ubun atau daerah otak yang lunak
50% bayi yang lahir telah tertutup pada usia delapan belas bulan, dan pada
hampir semua bayi telah tertutup pada dua tahun.
Ø Otot dan lemak
Urat-otot sudah
ada pada waktu lahir tetapi dalam bentuk yang belum berkembang. Urat-otot itu
berkembang lambat selama masa bayi dan lemah. Seba;iknya, jaringan lemak
berkembang pesat, sebagian karena tingginya kadar lemak didalam susu yang
merupakan bahan makanan pokok bagi bayi.
Ø Bangun tubuh
Selama tahun
kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan kecenderungan
bangun tubuh yang karaktesistik. Tiga bentuk bangun tubuh yang paling lazim
adalah ektomorfik, yang cenderung panjang dan langsing, endomorfik, yang cenderung
bulat dan gemuk, dan mesomorfik yang cenderung berat, keras, dan empat persegi
panjang.
Ø Gigi
Rata-rata bayi
mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun da 16 pada usia dua
tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan, sedangkan yang terakhir
adalah geraham. Empat gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun
pertama masa kanak-kanak.
Ø Susunan Saraf
Pada waktu
lahir, berat otok adalah seperdelapan berat total bayi. Pertambahan berat otat
paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil yang berperan penting untuk
menjaga keseimbangan dan pengendalian tubuh, bertambah beratnya tiga kali lipat
satu tahun sesudah kelahiran. Ini berlaku juga untuk otak besar.
Ø Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga
bulan, otot mata sudah cukup. Terkoordinasi untuk memungkinkan mereka melihat
sesuatu secara jelas dan nyata dan sel-sel kerucut sudah berkembang baik untuk
memungkinkan mereka melihat warna. Pendengaran berkembang pesat selama waktu
ini. Penciuman dan pengecapan yang berkembang baik pada waktu kelehiran, terus
membaik selama masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit
karena tekstur kulit mereka yang tipis dan karena semua organ perasa yang
berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa, sakit dan suhu berkembang dengan
baik. [2]
B.
PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi sebagai
perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu
keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya. Emosi diwakili oleh
perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau ketidak nyamanan terhadap keadaan
atau interaksi yang sedang dialami. Emosi juga bisa berbentuk sesuatu yang
spesifik separti rasa senang, takut, marah, dan seterusnya. Sebagai contoh,
seorang bayi bisa menunjukkan ketakutan yang luar biasa atau yang biasa saja
pada situasi tertentu.[3]
Bayi menangis karena ia merasa lapar, dan tangisan itu berubah
menjadi tangisan panik bila didiamkan terlalu lama. Pada masa bayi emosi
terbagi menjadi dua :
1.
Emosi
Primer, yang muncul pada manusia dan juga binatang. Yang termasuk emosi primer
ini adalah terkejut, tertarik, senang, marah, sedih, takut, dan jijik. Semua
emosi ini muncul pada usia 6 bulan pertama.
2.
Emosi
yang disadari, yang memerlukan kognisi, terutama kesadaran diri. Yang termasuk
jenis emosi ini adalah empati, cemburu dan kebingungan yang muncul pada 1,5
tahun pertama (setelah timbulnya kesadaran diri), selain itu juga ada bangga,
malu, rasa bersalah yang mulai muncul pada 2,5 tahun pertama.
Pada usia tiga bulan, bayi bisa merasakan perasaan tertekan disatu
pihak dan dan perasaan senang atau gembira dilain pihak. Berarti senang dan
gembira merupakan perkembangan emosi baru yang sifatnya baru dan tidak terdapat
ketika bayi lahir. Pada usia lima bulan muncul perasaan marah dan benci, yang
merupakan sisi lain perkembangan perasaan tertentu yang terganggu. Usia tujuh
bulan mulai nampak adanya perasaan takut. Kemudian umur 10-20 bulan, perasaan
bersemangat dan kasih sayang mulai terpisah dari perasaan senang atau gembira.
Makin besar anak itu, makin besar pula kemampuannya untuk belajar dari
lingkungan, sehingga perkembangan emosinya semakin rumit. Perkembangan perasaan
melalui proses kematangan hanya terjadi sampai seorang anak berusia satu tahun.
Setelah itu perkembangan emosi selanjutnya lebih banyak ditentukan oleh proses
dan hasil belajar.
C.
PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa mempunyai fungsi antara lain sebagai alat untuk menyatakan
ekspresi, mempengaruhi orang lain, dan sebagai alat untuk memberi nama sesuatu.[4]
Perkembangan mental lainnya pada bayi ialah kemampuan menggunakan kata-kata
permulaan; ada pengembangan bahasa. Ia mulai bersuara untuk mengingatkan
kehadirannya pada orang dewasa dan ibunya. Mula-mula bayi meracau dengan
menggunakan suara dan lafal tertentu sebagai alat komunikasi dengan orang
dewasa. Ia berceloteh dan berkicau riang, jika hatinya merasa senang gembira.
Celotehan ini akan bernada tinggi dan mengeras bunyinya, jika dia merasa tidak
sabaran dan tidak senang. Lalu berganti jadi geram dan tangis. Oleh karena itu
pada usia yang sangat muda, tangis bayi merupakn alat komunikasi dan alat
pengekspresi kehidupan batiniahnya.[5]
Masa bayi dikatakan juga sebagai fase pra-bicara, dimana ada 4
tahap yang akan dilalui, yakni:
Ø Pra-mengoceh (berupa tangisan dan bunyi bahasa tertentu)
Ø Mengoceh (usia sekitar 6-12 bulan)
Ø Kalimat satu kata (usia sekitar 12-15 bulan)
Ø Kalimat dua kata.
Perkembangan kemampuan berbahasa dapat juga dipergunakan sebagai
salah satu tanda perkembangan kognitif. Kemampuan berbahasa untuk bayi usia 4
minggu ditandai oleh keluarnya suara-suara kecil yang berasal dari tenggorokan,
dan bayi mulai tertarik pada suara bel. Sekitar usia 4 bulan, si bayi mampu
tertawa, dan menunjukkan vocal-vokal yang ramah, senang.[6]
Pada usia 6 atau 7 bulan, anak-anak mulai berbicara yakni misalnya dengan
menggunakan kata-kata yang belum jelas artinya.
Clara dan Wiliam Stern, ilmuan bangsa Jerman, membagi perkembangan
bahasa bayi usia 1-2 tahun menjadi dua :
1.
Kalimat
satu kata (usia 1 sampai 1,5 tahun)
Sebagian
kata-kata yang diucapkan anak belum dapat disebut kata dalam arti yang
sebenarnya. Anak menggunakan kata-kata itu untuk menyatakan perasaan dan
keinginannya dengan satu kata. Pernyataan satu kata telah mempunyai arti
sebagai satu kalimat. Contoh, anak berkata “ibu!” sambil ia menunjuk kearah
kursi. Sebenarnya yang ingin dikatakannya ialah “mari duduk dikursi.” Diantara
perkataan-perkataan yang diucapkan itu diikuti dengan gerakan-gerakan badannya.
2.
Kalimat
dua kata dam kalimat tiga kata (usia 1,5 sampai 2 tahun).
Masa ini
disebut juga dengan masa memberi nama, karena pada masa ini anak sudah
menyadari bahwa setiap benda mempunyai nama. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan anak berupa, ini apa? Itu apa? Siapa itu? Mengapa ia? Dan sebagainya.
Pada masa ini terjadi gejala kesukaran berbicara. Hal ini disebabkan karena
perkembangan pikiran dan perasaannya lebih cepat daripada perbendaharaan kata
yang dikuasainya. Untuk melengkapi kekurangan ini, anak melengkapinya dengan
gerakan-gerakan tangan, muka dan sebagainya. Gerakan-gerakan itu akan berkurang
seiring kemajuan perkembangan bahasanya.[7]
D.
PERKEMBANGAN SOSIAL
Sebagian psikolog berpendapat bahwa perkembangan social anak
dimulai sejak anak lahir didunia. Terbukti, seorang anak yang menangis adalah dalam
rangka mengadakan hubungan atau kontak dengan orang lain. Atau anak tampak
mengadakan aktifitas meraban, tersenyum bila memperoleh rangsangan dan teguran
dari luar.
Bayi merupakan makhluk social, yang membutuhkan adanya orang lain.
Pada periode ini, ia tergantung sepenuhnya pada orang lain dalam memenuhi
segala kebutuhannya, terutama kasih sayang dan perlindungan dari segala
gangguan.
Ibu merupakan orang pertama yang dikenalnya, karena ibulah yang
merawatnya dan selalu berada didekatnya. Hubungan dengan ibu ini sangat erat,
sehingga bila ditinggal oleh sang ibu dia akan menangis. Sekitar usia 3 atau 4
bulan seorang anak sudah dapat mengenal wajah ibunya. Setelah itu baru pada
orang lain yang ikut merawatnya setiap hari, misalnya ayah, kakak, nenek dan anggota
keluarga yang lain. Batas lingkup hubungan social ini terbatas para orang-orang
seisi rumah dan pada unit keluarga saja. Terhadap orang-orang diluar rumah yang
tidak dikenalnya, dia merasa asing, namun lama kelamaan setelah terbiasa
bertemu ia tidak merasa takut atau asing lagi.
Jadi orang yang dikenal lebih dahulu oleh seorang bayi adalah orang
yang selalu dekat dengannya, yang sering dia jumpai setiap saat, baru
orang-orang lain yang berada diluar rumah.[8]
Perilaku social-pribadi untuk bayi usia 4 minggu sampai dengan 12
bulan, diawali dengan mulai memerhatikan wajah. Kemudian bermain-main dengan
tangan dan bajunya, mampu mengenali botol, serta mulai memasukkan makanan ke
mulut. Tahap berikutnya adalah mulai bermain dengan kaki dan mainan, mengharapkan
suasana ketika sedang makan. Selanjutnya diikuti oleh kemampuan untuk bermain
permainan anak-anak yang sederhana, serta mampu makan biscuit sendiri. Pada
usia sekitar 12 bulan, bayi akan mulai tampak kemauan untuk dipakaikan baju,
mampu berbagi mainan, serta mampu makan dengan jari-jari tangan.
Perilaku social pribadi yang ditunjukkan oleh anak yang berusia 18
bulan adalah kemampuan untuk makan dengan menggunakan sendok, meskipun masih
terdapat remah-remah makanan yang terjatuh. Selain itu keinginan untuk buang
air besar ataupun kecil sudah mulai teratur. Kemampuan mengatur keinginan buang
air ini akan akan diikuti oleh kemampuan untuk menyatakan keinginan buang air
serta kemampuan untuk bermain dengan boneka ketika anak berusia 2 tahun.[9]
E.
PERKEMBANGAN MOTORIK
Yang
dimaksud dengan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
gerakan-gerakan tubuh. Ada 3 unsur yang memegang peranan dalam motorik, yaitu
otot, otak dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama
antara otot, otak dan saraf-saraf kita namakan motorik. Mula-mula bayi dapat
menguasai otot-otot bibir, lidah, mata dan sebagainya, kemudian ia menguasai
otot-otot leher dan bahunya. Anak yang berusia 3 bulan sudah dapat
menggerak-gerakkan kepalanya mencari-cari sumber bunyi, mengikuti benda dengan
matanya. Pada saat inilah ada artinya anak diberi alat mainan, misalnya balon
berwarna yang digantungkan diatas ayunannya.[10]
Untuk lebih jelasnya, akan dipaparkan tahapan-tahapan motorik dalam periode
ini, yaitu sebagai berikut :
Ø Usia 2,5 bulan, dapat mengangkat kepalanya 45 derajat sambil
berbaring tengkurap.
Ø Usia 3,2 bulan, dapat duduk dengan bantuan orang lain, kepala dapat
tegak/diam.
Ø Usia 4,8 bulan, bila dalam posisi telungkup, sudah dapat mengangkat
perut, dada dan kepala atas.
Ø Usia 10,2 bulan, sudah dapat duduk tanpa bantuan orang lain.
Ø Usia 12,2 bulan, dapat berdiri dengan berpegangan.
Sedangkan
tahapan dalam belajar berjalan, yang dimulai belajar duduk, merangkak, baru
kemudian berjalan, dapat dilihat dalam uraian berikut:
·
Usia
1 bulan, bayi hanya bisa mengenal gerak. Setelah umurnya bertambah ia mulai
berlatih menggerak-gerakkan tubuhnya.
·
Usia
2 bulan, ia menggerakkan dan memutar kepalanya dengan susah payah.
·
Usia
3 bulan, ia belajar membalikkan badannya, tetapi setelah tertelungkup, seluruh
badan dan mukanya terbenam diatas pembaringannya.
·
Usia
4 bulan, pada waktu tertelungkup, mencoba mendongakkan kepalanya sedikit
walaupun dalam waktu yang singkat sekali.
·
Usia
5 bulan, setelah mampu menegakkan kepalanya, mencoba mengangkat dadanya dengan
menopangkan kedua kaki dan tangannya.
·
Usia
6 bulan, sudah ada keinginannya untuk merangkak bila sedang menelungkup, dan
diletakkan sebuah mainan didepannya, ia akan menggerak-gerakan kaki dan
tangannya seolah-olah berenang, tetapi hasilnya belum tercapai karena
otot-ototnya belum kuat, dengan sedikit bantuan dengan mengangkat badannya
barulah ia dapat bergerak maju sedikit.
·
Usia
7 bulan, sudah dapat duduk sendiri dan berbaring berbalik-balik.
·
Usia
8 bulan, dibantu belajar berdiri.
·
Usia
9 bulan, dapat berdiri sendiri sambil berpegang pada sisi-sisi meja dan kursi.
·
Usia
10 bulan, jika otot-ototnya sudah cukup kuat, serta sarafnya cukup matang,
mulai berlatih merangkak.
·
Usia
11 bulan, belajar merambat dengan berpegangan pada perabot rumah tangga.
·
Usia
12 bulan, mencoba berdiri sendiri, selanjutnya berjalan sendiri.
Untuk
kecakapan memegang atau meraih benda dalam rangka mengkoordinasikan jari-jari
tangannya, sehingga dapat memegang dengan sempurna, melalui tahap-tahapan
sebagai berikut :
Ø Usia 1 bulan, akan memandang benda yang ada dihadapannya, tapi
masih belum mampu untuk memegang.
Ø Usia 2,5 bulan, akan memukul benda itu.
Ø Usia 4 bulan, sudah mencoba untuk menyentuhnya.
Ø Usia 5 bulan, sudah dapat menyentuh, mencoba memegang tapi belum
dapat menggenggamnya dengan baik.
Ø Usia 7 bulan, telapak tangan ikut memegang peranan.
Ø Usia 9 bulan, jari telunjuk mulai memegang peranan.
Ø Usia 13 bulan, sudah ada koordinasi antara ibu jari dan jari
telunjuk, dan jari-jari yang lain sudah dapat dipakai secara efektif. Dengan
kata lain si bayi sudah dapat memegang dengan baik.
Perlu
diketahui bahwa batasan-batasan umur dalam uraian ini bersifat relative, karena
setiap anak mempunyai irama perkembangan sendiri-sendiri.[11]
Pada
usia sekitar 17 bulan, anak sudah dapat berjalan dengan berbagai variasi,
misalnya berjalan mundur, dan berjalan diatas tumit pada sekitar 30 bulan.
Sekitar usia 18 atau 20 bulan, anak dapat memanjat tangga dengan bantuan orang
lain. Biasanya yang menjadi sasaran untuk melakukan kegiatan memanjat ini
adalah benda-benda perabot rumah tangga, seperti kursi, meja, almari, pagar,
dan lain sebagainya, sehingga membuat pusing orang yang mengawasinya. Pada usia
18 bulan, anak juga sudah mencoba untuk berlari, meskipun gaya berlarinya masih
seperti gaya berjalan.[12]
F.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
Pada usia 1 – 2 tahun, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat
besar. Pada usia ini, anak mengembangkan rasa keingintahuannya melalui beberapa
hal berikut ini :
1.
Belajar
melalui pengamatan/ mengamati.
Mulai usia 13 bulan, anak sudah mulai mengamati hal-hal di
sekitarnya. Banyak “keajaiban” di sekitarnya mendorong rasa ingin tahu anak.
Anak kemudian melakukan hal-hal yang sering dianggap bermain, padahal anak
sedang mencari tahu apa yang akan terjadi kemudian setelah anak melakukan suatu
hal sebagai pemuas rasa ingin tahunya. Pada usia 19 bulan, anak sudah dapat
mengamati lingkungannya lebih detail dan menyadari hal-hal yang tidak
semestinya terjadi berdasarkan pengalamannya.
2.
Meniru
orang tua.
Anak belajar dari lingkungan sekitarnya. Sekitar usia 17 bulan,
anak sudah mulai mengembangkan kemampuan mengamati menjadi meniru. Hal yang
ditirunya adalah hal-hal yang umumnya dilakukan orang tua. Pada usia 19 bulan,
anak sudah banyak dapat meniru perilaku orangtua.
3.
Belajar
konsentrasi.
Pada usia 14 bulan, anak sudah mengarahkan daya pikirnya terhadap
suatu benda. Hal ini dapat dilihat pada ketekunan anak dengan satu mainan atau
satu situasi. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi tergantung pada keadaan atau
daya tarik berbagai hal yang ada di sekelilingnya. Kemampuan anak untuk
berkonsentrasi pada usia ini adalah sekitar 10 menit.
4.
Mengenal
anggota badan.
Pada usia sekitar 15 bulan, anak sudah dapat diajarkan untuk
mengucapkan kata-kata. Anak-anak akan merasa sangat senang jika orangtua
mengajarkan kata-kata yang bernamakan anggota tubuhnya sambil menunjukkan
anggota tubuhnya.
5.
Memahami
bentuk, kedalaman, ruang dan waktu.
Pada tahun kedua, anak sudah memiliki kemampuan untuk memahami
berbagai hal. Melalui pengamatannya, anak menemukan adanya bentuk, tinggi atau
rendah benda (kedalaman) dan membedakan kesempatan berdasarkan tempat (ruang )
dan waktu. Pemahaman ini mulai tampak pada usia 18 – 24 bulan.
6.
Mulai
mampu berimajinasi.
Kemampuan berimajinasi atau membentuk citra abstrak berkembang
mulai usia 18 bulan. Anak sudah mulai menampakkan kemampuan untuk memikirkan
benda yang tidak dilihatnya.
7.
Mampu
berpikir antisipatif.
Kemampuan ini mulai tampak pada anak usia 21 – 23 bulan. Anak tidak
sekedar mengimajinasikan benda yang tidak ada di hadapannya, lebih jauh lagi
dia mulai dapat mengantisipasi dampak yang akan terjadi pada hal yang
dilakukannya.
8.
Memahami
kalimat yang terdiri dari beberapa kata.
Pada usia 12 – 17 bulan, anak sudah dapat memahami kalimat yang
terdiri atas rangkaian beberapa kata. Selain itu, anak juga sudah dapat
mengembangkan komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh, tangisan dan mimik
wajah. Pada usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata-kata
sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah
dapat mengucapkan kata ganti diri dan merangkainya dengan beberapa kata
sederhana dan mengutarakan pesan-pesan seperti: “ Adik mau susu.”
9.
Cepat
menangkap kata-kata baru.
Pada usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam
mengucapkan kata-kata. Perbendaharaan kata anak-anak pada usia ini mencapai 50
kata. Selain itu, anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama
sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar
kata-kata baru lebih cepat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Perkembangan
Fisik bayi selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat
seperti pada periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua
tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama, peningkatan berat
tubuh lebih besar dari pada peningkatan tinggi, selama tahun kedua terjadi hal
yang sebaliknya.
2.
Kehidupan
emosional bayi masih mentah. Ia menangis karena ia merasa lapar, dan tangisan
itu berubah menjadi tangisan panic bila didiamkan terlalu lama. Pada masa bayi
emosi terbagi menjadi dua emosi primer dan emosi yang disadari.
3.
Bayi
mulai bersuara untuk mengingatkan kehadirannya pada orang dewasa dan ibunya.
Mula-mula bayi meracau dengan menggunakan suara dan lafal tertentu sebagai alat
komunikasi dengan orang dewasa. Ia berceloteh dan berkicau riang, jika hatinya
merasa senang gembira. Celotehan ini akan bernada tinggi dan mengeras bunyinya,
jika dia merasa tidak sabaran dan tidak senang.
4.
Pada
perkembangan social bayi, ibu merupakan orang pertama yang dikenalnya, karena
ibulah yang merawatnya dan selalu berada didekatnya. Hubungan dengan ibu ini
sangat erat, sehingga bila ditinggal oleh sang ibu dia akan menangis.
5.
Yang
dimaksud dengan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
gerakan-gerakan tubuh. Ada 3 unsur yang memegang peranan dalam motorik, yaitu
otot, otak dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama
antara otot, otak dan saraf-saraf kita namakan motorik. Mula-mula bayi dapat
menguasai otot-otot bibir, lidah, mata dan sebagainya, kemudian ia menguasai
otot-otot leher dan bahunya.
6.
Pada
usia 1 – 2 tahun, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA
Bawani, Imam. 1997. Perkembangan Jiwa Anak Usia Balita. Surabaya
: Bina Ilmu Offset.
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta : Erlangga.
Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan).
Bandung : Mandar Maju.
Pratisti, Wiwien Dinar. 2008.
Psikologi Anak Usia Dini. Bogor : Macanan Jaya Cemerlang.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta :
Erlangga.
Zulkifli. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
[1] Elizabeth B.
Hurlock. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan). Jakarta : Erlangga. Hal : 79.
[3] John W. Santrock. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
2007. Hal :6.
[4] Drs Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja
Rosda Karya. 1992. Hal :34.
[5] Dr. Kartini
Kartono. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju.
1995. Hal :103-104
[6] Wiwien Dinar
Pratisti. Psikologi Anak Usia Dini. Bogor : Macanan Jaya Cemerlang.
2008. Hal:71
[7] Dr. H. Imam
Bawani, M.A. Perkembangan Jiwa Anak Usia Balita. Surabaya : Bina Ilmu
Offset. 1997. Hal: 52-53.
[9] Wiwien Dinar
Pratisti. Op. Cit,. Hal:
[10] Drs. Zulkifli L. Op. Cit., Hal: 25.
[11] Dr. H. Imam
Bawani, M.A. Op. Cit., Hal:47-49
[12] Dr. H. Imam Bawani, MA. Op.
Cit., Hal 70-71